Rabu, 05 Desember 2007

I Am Jack


Hidupnya Jack jadi mengerikan gara-gara dia berhasil mengalahkan George Hamel dalam permainan Bola Tangan di sekolah. Sialnya George Hamel adalah anak paling besar dan ditakuti di sekolah. Sialnya lagi, George tidak mudah melupakan marah. Dan sejak hari itu, sekolah menjadi tempat yang sangat berbahaya.



Jack bukannya tidak berusaha untuk membicarakannya kepada pihak yang berkepentingan, tapi ibunya yang orangtua tunggal terlalu sibuk bekerja dua shif demi memenuhi kebutuhan dan membayar tagihan keluarga. Sampai di rumah, ibu selalu sudah sangat lelah apalagi ditambah harus mengurusi dua anak kecil.

Padahal Jack sudah capek diejek terus disekolah. Bahwa dia adalah anak yang tolol dan tidak punya ayah. Parahnya, semua anak sekarang ikut mengejeknya pula. Ditambah lagi dia mulai sering kena marah walikelasnya. Pasalnya Jack sering terlambat masuk sekolah dan semua nilanya jatuh. Jack juga sering membolos saat pelajaran olah raga. Jack sudah berusaha mengatakan pada walikelasnya, bahwa dia sengaja terlambat datang agar tidak diejek-ejek dan di dorong-dorong saat pagi sebelum bel berbunyi. Dan Jack membolos olahraga karena dia sudah tidak tahan diludahi anak-anak di kamar ganti. Tapi walikelasnya tidak mau dengar dan bahkan, Jack tambah kena omelan.

Sebenarnya Jack mau saja melawan semua anak, tapi ibunya melarang dia berkelahi di sekolah.

Jack adalah anak sebelas tahun yang berbakat, dia seorang fotografer dan bisa memperbaiki mobil. Dia juga suka membaca dan melakukan eksperimen biologi. Tapi semenjak kejadian-kejadian yang membuatnya jadi tidak lagi punya kawan, jack jadi sering merasa sakit kepala dan tidak enak badan.

Ibunya terlalu lelah untuk mendapat tambahan pikiran.

Guru-gurunya tuli dan buta.

Jack tidak tahu harus ngapain lagi.

***

Buku cerita berjudul I AM JACK tulisan Susanne Gervay ini bagus sekali sebagai bahan bacaan anak-anak, guru dan orang tua. Saya akan mengutipkan sebuah adegan ketika ibunya Jack berhadapan dengan kepala sekolah dan walikelas Jack demi menyelamatkan puteranya.

Mum hanya mendengarkan ketika kepala sekolah berceloteh tentang segala kesalahan yang kulakukan—datang terlambat, tidak mengikuti mata pelajaran olahraga, gagal menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan bolos. Ketika kepala sekolah selesai bicara, dia menatap mum. Seperti layaknya seorang pejuang, mum menghadapi mereka. Gaunnya yang penuh warna bagai bagaikan kostum perang dan bunga matahari di kepalanya bagaikan helm perang. ‘Dan itu semua salah siapa?’ Kepala sekolah terkejut saat mendengar pertanyaan itu dan agak tersentak ke belakang. Pak Angelou juga Nampak terkejut. Mum tidak memberi mereka kesempatan untuk menjawab, ‘Jack anak yang pintar. Sangat pintar.’ Sebelumnya, aku tidak tahu kalau mum berpikir demikian. Pintar? ‘Tahukah kalian bahwa ia seorang fotografer? Bahwa dia dapat memperbaiki mobil? Bahwa dia membaca banyak buku? Ia menemukan kerang-kerang dan tanaman jenis baru? Jack juga anak yang bertanggungjawab. Aku mengambil kerja hingga dua kali karena tidak ada ayah di rumah kami, tapi itu tidak masalah karena ada Jack. Ia menjaga adik perempuannya dan membersihkan apartemen, memperbaiki bak cuci piring, dan berusaha berperilaku dewasa. Kalian tidak mengenalnya kan? Mengapa kalian tidak mengenal anakku Jack? Mengapa kalian tidak perduli?’

Kepala sekolah mulai lagi, ‘kami ingin mengenal Jack.’ Ia melepas kacamatanya. ‘Kami perduli terhadapnya.’

Kepala sekolah menatap pak Angelou.

‘Kalian tidak mengenal Jack dan kalian tidak mengetahui apa yang terjadi di sekolah kalian sendiri.’ Bagaikan anak panah, kata-kata mum menusuk kepala sekolah dan pak Angelou tepat pada sasarannya. Mum bercerita pada mereka bagaimana aku di dorong-dorong di sekolah, bagaimana aku bersembunyi di perpustakaan sekolah, diejek dengan sebutan si tolol, ditindas, ditendang, dan diludahi di ruang ganti. ‘Dan semua guru terlalu sibuk untuk memperhatikan itu semua. Mereka tidak mau membuka mata terhadap semua kejadian itu. Mereka memalingkan muka. Lebih mudah menghukum Jack dan membuktikan kepada penindas bahwa tindakan mereka memang benar. Jack bukanlah siapa-siapa.’ Mum kehabisan nafas dan ia melingkarkan tangannya di bahuku.