Jumat, 11 September 2009

Maaf

Kemarin, kita maaf-maafan.

Salam-salaman sama semua orang. Anak-anak dan guru. Kali ini, anak-anak duluan. Mereka langsung masuk mobil jemputan.

Guru saling salam-salaman. Saya kira rada kering juga. Kayaknya, rasa jengkel dan marah saya masih juga penuh pada Bu Yuyun. Duh, gustiiii…Tolonglah saya mengendalikan hati ini.

Lalu, Eni memeluk saya. Tanpa diduga nangis tersedu-sedu di pelukan saya. Gak ngomong apa-apa sih, Cuma nangis aja. Tapi saya tau apa yang dikatakannya kepada saya dalam hati.

Sebenernya, sudah lama saya memaafkannya. Saya lebih sakit dengan kenyataan dia tidak bicara dengan saya. Padahal, kan, yang salah bukan saya. Dia yang mengkhianati saya.

Beberapa saat yang lalu, saya untuk pertama kalinya merasakan rasa sakitnya ditusuk dari belakang dengan salah satu sahabat saya sendiri. Teman serumah. Dan bahkan orang yang berbagi kamar dan tempat tidur dengan saya.

Saya tidak tahu kenapa dia jadi begitu keras, dan beku.

Mudah-mudahan ini tanda bahwa keadaan semakin baik. Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar