Jumat, 30 April 2010

Yogyakarta

Pulang ke kotamu Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu Tiap sudut menyapaku
bersahabat, penuh selaksa makna Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama
Suasana Jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...

Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Lagu diatas itu belum pernah menjadi lagu yang menyentuh hati saya. Ngng.. Mungkin karena saya sendiri gak punya suatu perasaan tertentu tentang Yogyakarta. Saya gak pernah menginjakan kaki di kota itu (kasian banget sih, lo!) dan gak punya temen atau kenalan orang sana juga.

Tapi pagi ini, lagu itu jadi rasanya punya arti. Mengherankan!

Dari mimpi yang emosional tadi malam.

Saya, dengan seorang di maya yang blognya sering saya sambangi tapi belum pernah saya temui itu dalam mimpi adalah berteman. Maksudnya, secara nyata dan fisik (dalam mimpi). Dan kami tidak berada di negara ini.

Kita hanya menyusuri jalan sambil bicara tentang masa lalu (?), lalu entah dari mana lagu ini terdengar. Kawan saya itu termelongo, terdiam.

Dia bilang, dia kangen rumah. Saya bilang, saya juga. Dan memang saya merasakan rindu untuk pulang.

Bangun tidur, saya tahu kalau saya harus pulang hari ini.

Kangen keluarga, hiks...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar