Selasa, 08 Desember 2009

Perpustakaan Ajaib Bibbi Boekan


Namun, pada saat itu aku pun tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.

Nils dan Beriet adalah dua anak berusia 13 tahun yang terpisah. Mereka memiliki sebuah ide brilian, yaitu membuat buku surat. Saling menulis surat, namun di dalam sebuah buku yang dikirim bolak-balik, sehingga jadi seperti memiliki buku harian bersama. Atau sebuah kisah yang ditulis bersama-sama.

Dimulai ketika Berit menceritakan suatu kisah yang sangat ganjil. Dia bertemu dengan seorang perempuan yang mencurigakan yang bernama Bibi Bokken, dan mencuri sepucuk surat dari si perempuan. Isi suratnya menyebutkan tentang adanya sebuah perpustakaan yang dalam koleksinya berisi buku-buku yang belum pernah diterbitkan. Nah loh! Bagaimana bisa? Surat tersebut merujuk satu buku berjudul Perpustakaan Ajaib dan akan terbit tahun depan.

Bagi orang dewasa, mungkin akan segera berpendapat bahwa perpustakaan itu bisa saja adalah bagian dari suatu perusahaan penerbitan. Buku-buku yang berada di sana, ya..isinya mungkin memang buku-buku yang belum beredar. Tapi bagi Nils dan Berit, ini super duper menarik. Hebuat sekali!! Ada suatu perpustakaan yang koleksinya berisi buku-buku yang belum pernah ada.

Mengherankan!!!

Sebenernya, Berit dan Nils punya alasan kenapa mereka beranggapan bahwa hal itu menarik. Dalam surat dinyatakan bahwa sang pustakawan marah ketika seseorang bernama Siri mengintip isi buku berjudul Perpustakaan Ajaib itu. Pustakawan bilang, bahwa buku itu lebih berharga dari incunabula. Incunabula adalah karya-karya yang diterbitkan tahun 1500.

Nah, bagaimana mungkin sebuah buku bisa lebih berharga dari incunabula?

Berit yang tinggal satu kota dengan Bibbi Bokken berusaha memata-matainya sementara Nils, justru mengalami petualangan yang lebih seru lagi saat muncul seorang laki-laki yang mengikuti dan berusaha untuk merampas buku surat mereka.

Siapa sebetulnya Bibbi Bokken? Kenapa Bibbi Bokken seakan-akan selalu tahu apa yang Nils dan Berit lakukan, dan lebih parahnya, pikirkan? Apakah perpustakaan misterius itu benar-benar ada? Lalu apa sebetulnya yang disebut Perpustakaan Ajaib yang lebih berharga dari incunabula itu? Siapa laki-laki yang berusaha merebut buku surat mereka? Kenapa dan untuk apa?

Dari Norwegia sampai ke Roma lalu kembali ke Norwegia, dua remaja berusia 13 tahun ini berusaha menguraikan setiap pertanyaan yang ada.

Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken terbagi dua bab. Bab pertama adalah isi dari buku surat Nils dan Berit, bab kedua adalah kejadian-kejadian yang terjadi setelah buku surat Nils dan Berit pada akhirnya jatuh ke pihak lain.

Pada bab pertama, kisah berjalan agak membingungkan. Baik Nils maupun Berit nampaknya memiliki gaya menulis yang mirip satu sama lain, dan memiliki karakter yang hampir identik. Namun jangan khawatir, cukup menyenangkan membaca kisah-kisah dua anak ini. Selayaknya remaja tanggung, isi surat mereka dinamis, spontan, konyol, mengkhayal, dan kadang, gak penting bangeet sih! Nils dan Berit mengajak kita untuk berkenalan dengan kisah-kisah sastra dunia, memahami puisi, belajar untuk menulis sebuah kisah yang baik, berkenalan dengan seluk beluk dunia kepustakawanan, dan tentu, teori-teori konspirasi yang menggelikan.

Bab kedua, yang berkisah masih Nils dan Berit, dengan cara yang lebih membingungkan lagi. Kalau dalam bab pertama, batas antar surat masih terpisah jelas, sekarang batas itu sudah menghilang. Agak susah kita membedakan siapa yang saat itu menjadi ‘aku’. Akhirnya yah, saya sih jadi sering bolak-balik lagi karena bingung. Pada bab kedua ini, hampir seluruh misteri terungkap pada saat yang bersamaan kecuali satu misteri, yang Bibbi Bokken tinggalkan bagi Nils dan Berit untuk mereka pecahkan sendiri.

Buku tentang buku

Kalau dalam Dunia Sophie kita menemukan ada buku dalam sebuah buku, maka Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken adalah sebuah buku tentang buku. Atau lebih tepatnya, tentang dunia perbukuan dan kepustakawanan. Kita akan dikenalkan dengan beberapa istilah, serta sistem perpustakaan. Sebagai contoh adalah DDC (Dewey Decimal Classification) yang merupakan sistem klasifikasi buku yang paling banyak digunakan di perpustakaan di seluruh dunia, dan juga katalogisasi. Selain itu, kita juga diajak untuk mengamati bagaimana sebuah buku dapat dilahirkan. Dari mulai proses kreatif penulisan, editing, percetakan dan seterusnya yang menurut saya, akan menarik sekali.

Surat Cinta?

Di sampul belakang, Ruhr Nachricht menyebutkan bahwa Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken adalah sebuah surat cinta untuk dunia penulisan. Saya kira, itu berlebihan. Bagaimanapun, pembahasan mengenai dunia perbukuan di buku ini terkesan sangat nanggung. Beberapa istilah yang berkenaan dengan perpustakaan pun tidak akurat, yang menurut saya, lebih pada penerjemahan. Tapi bagaimapun, ini buku yang sangat bagus dan cukup bergizi untuk dibaca.

1 komentar:

  1. Wah, sebagai penggemar Jostein Gaarder, wajib hukumnya membaca buku ini. Kisah petualangan dua anak ini, ternyata punya makna mendalam, tidak hanya sekedar petualangan biasa.

    Salam kenal.

    BalasHapus