Senin, 07 Desember 2009

The Unvisibles

Ini kisah petualangan, tentang dua anak yang tidak terlihat. Yang satu adalah anak yang yang secara literal tidak terlihat, yang satu adalah seorang anak yang tidak terlihat dalam tanda petik.

Nicky Chew dan Oliver Gasper adalah dua anak laki-laki usia sekolah dasar yang berada dalam kelas yang sama, namun memiliki karakter yang berkebalikan. Nicky adalah seorang anak yang lebih suka menarik diri. Dia tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Dan berusaha sangat keras untuk itu. Saking ingin tidak terlihatnya, dia bahkan sering membaca essai tugas sekolah maupun ulangannya berulang-ulang untuk memastikan bahwa jawaban-jawaban yang dia tuliskan selalu berada dalam kategori ‘biasa’. Tidak mau menarik perhatian guru, atau memberi jejak pada siapapun bahwa dia sebenarnya berada dalam kategori ‘cerdas’. Dan sesungguhnya, sangat cerdas.

Oliver sebaliknya, dia senang menjadi pusat perhatian. Banyak bicara dan senang berheboh-heboh mencari perhatian. Dia suka, bahwa orang, menurutnya tentu, selalu menganggap dia keren dan sangat kreatif.

Dua anak ini, nyaris tidak pernah bicara satu sama lain, namun satu kisah membuat mereka berdua saling bersinggungan, dan akhirnya menjalinkan persahabatan. Ini diawali dari ketidak sengajaan yang berbuntut serius.

Keluarga Oliver adalah pengusaha barang bekas. Sebenarnya ini sangat menarik bagi seorang anak laki-laki, namun Oliver tidak begitu suka karena belum apa-apa, dia sudah seakan resmi menjadi bagian dari bisnis keluarga. Pada suatu hari, Oliver tanpa sengaja menemukan sebuah majalah kuno yang bertuliskan sebuah artikel yang konyol tentang mantra untuk menghilangkan diri. Tertarik, dan selayaknya seorang anak laki-laki tanggung yang normal, tanpa berpikir apa-apa, dia mengucapkan matra itu. Percaya atau tidak, mantra itu ternyata berhasil! Oliver menghilang. Dia sama sekali tidak terlihat.

Sungguh keren!!!!

Dan petualangan ini secara resmi dimulai!

Oliver senang sekali. Dia datang ke sekolah, dan membuat banyak ulah jail yang menurutnya, spektakuler. Dia bukan anak yang jahat, atau bahkan nakal, tapi jahilnya gak ketulungan. Dia mengganggu guru-guru dan anak-anak yang tidak pernah disukainya. Namun, kegembiraan ini hanya sesaat saja ketika Oliver mulai menyadari bahwa, menjadi tidak terlihat, itu sungguh berbahaya. Dia bisa saja tertabrak kendaraan, atau tersenggol orang lain yang tidak sadar sampai terjatuh lalu terinjak-injak.

Semakin parah ketika Oliver sadar bahwa majalah kuno yang menuliskan artikel konyol itu ternyata sudah terjual kepada pihak lain. Dalam keadaan yang membingungkan itu, pertolongan justru datang dari anak tak terlihat lain. Kawan sekelasnya sendiri.

Nicky Chew yang senang dengan hidup tenang, tentu tidak suka dengan prospek petualangan menegangkan dalam usaha membantu Oliver menelusuri jejak majalah kuno yang super duper konyol itu. Tapi yah, orang kan tidak dapat hidup sendiri. Nicky sadar, bahwa bahkan dia pun, butuh orang sekaliber Oliver pada suatu saat ketika dia kesulitan. Pada akhirnya, dua anak yang tadinya tidak pernah saling tegur sapa ini, jadi satu tim yang kompak, dalam usaha memperbaiki keadaan yang semakin kacau balau. Tentu yang lebih menarik lagi, perjalanan mereka berdua bukan hanya menghasilkan suatu jalinan persahabatan, tapi juga mengungkapkan suatu kasus penyelundupan yang sudah memusingkan polisi dan mengakibatkan kerugian negara yang cukup besar.

Don’t judge this book by its cover. Terus terang saja, saya membeli buku ini lebih dari satu tahun yang lalu awalnya hanya sebagai reward, untuk anak yang mendapat stiker patuh terbanyak selama satu tahun di kelas saya. Saat saya membaca lembar-lembar awal, saya sadar, bahwa buku ini terlalu ‘membosankan’ untuk anak kelas 2 SD. Lalu buku ini tersimpan di rak buku saya, dan terlupakan sama sekali. Masih rapih seperti baru, saya membacanya kembali, dengan sedikit pesimis, bahwa mungkin ini cukup menarik untuk kami baca di kelas 5 sebagai ‘kisah pagi’. Dan semakin membuka lembarannya, semakin sadar bahwa di dalam buku yang relatif tipis ini, tersimpan banyak pelajaran yang berharga.

Ini adalah kisah yang menyenangkan tentang pertemanan, tentang belajar untuk memahami orang lain, tentang perduli terhadap kesulitan dan kebutuhan orang lain, tentang petualangan yang seru, tentang membela kebenaran, dan tentu, yang paling penting dari semuanya, tentang anak-anak. Menurut saya, buku ini juga bagus untuk dibaca guru untuk kembali berpikir bahwa bahkan seorang anak yang menjengkelkan seperti Oliver, terkadang diberi cap terlalu berlebihan atas tindakan-tindakannya. Dan tentu, anak-anak seperti Nicky Chew, yang saya yakin sungguh banyak dan tak terlihat, jangan sampai pula terabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar